"Aku tidak bisa menghubungimu semalaman!" seru Eun Jo bergegas keluar dari rumah. "Apa yang kau lakukan? Dimana kau? Dimana ibu? Apa kau bersama ibu?" Eun Jo membuka gerbang, Hyo Sun sudah berdiri di baliknya. Eun Jo terus menanyai Hyo Sun dengan cemas. Hyo Sun diam dengan ekspresi sedih dan berantakan. Eun Jo kaget ketika Hyo Sun memberitahu bahwa ibu mereka melarikan diri. Hyo Sun hanya berdiri diam kemudian oleng. Eun Jo memapah Hyo Sun masuk ke rumah.
"Karena ia merasa bersalah pada ayahku, ia melakukan apa yang seharusnya ia lakukan." Hyo Sun muram. "Aku tidak bisa mengusirnya karena aku merasa menyesal. Aku tidak ingin kehilangan ibu. Karena itulah aku pergi kesana. Ibu dan kau... siapa kalian untukku? Hubungan macam apa ini?"
"Kenapa kau tidak bisa melepaskan?" tanya Eun Jo.
"Jika aku bertanya padamu, kau harus menjawabnya." pinta Hyo Sun.
"Kenapa kau tidak membiarkan kami pergi? Jika aku jadi kau, aku pasti sudah mengusir mereka pergi. Walaupun kau tahu apa yang dilakukan ibu, kau selalu tersenyum dan kelihatan senang. Menangis saat ibu melarikan diri dan pergi padaku. Kau tidak bisa melakukan semua itu."
Hyo Sun tersenyum pahit. "Aku tidak bisa melakukan semua itu tapi ibu bisa melakukan semua itu. Jadi siapa yang bersikap tidak masuk akal? Aku? Apakah aku?"
Eun Jo bangkit dari duduknya. "Aku dan ibu telah melakukan banyak kesalahan pada keluarga ini. Kupikir aku akan menghabiskan sisa hidupku ini demi kau tapi itu tidak akan pernah terjadi. Tolong usir aku Hyo Sun."
Hyo Sun menyuruh Eun Jo duduk.
Eun Jo mengacuhkan Hyo Sun dan berjalan keluar tapi Hyo Sun menahannya. Eun Jo meminta Hyo Sun melepaskannya namun Hyo Sun tidak mau. Hyo Sun menangis dan memeluk kaki Eun Jo.
"Kenapa kau masih belum tahu? Hati seseorang, kenapa kau tidak bisa melihatnya?!" ujar Hyo Sun. Eun Jo terdiam.
"Ibumu... sakit. Kalian semua orang sakit. Kita hidup bersama selama 8 tahun. Selama itu... bagaimana bisa kalian menganggap semuanya tidak berarti? Kau dan aku... bagaimana bisa kau menganggap hubungan kita tidak berarti? Diantara ibu dan ayah, ada Jun Su. Diantara kau dan aku juga ada Jun Su. Bagaimana bisa aku mengusir kalian? Jika kalian tidak sakit bagaimana bisa kalian mengatakan seperti itu?"
"Kurasa aku akan gila karena kau, Goo Hyo Sun." ujar Eun Jo pelan.
"Goo Eun Jo... kurasa aku juga akan gila. Tolong... bawa ibu kembali." pintanya. Hyo Sun menangis, dia bersandar pada lutut Eun Jo.
Eun Jo merawat Hyo Sun yang sedang sakit. Ia juga memasakkan bubur untuk Hyo Sun. Setelah itu Eun Jo menyuruh Jung Woo menemui Tuan Jang untuk menanyakan soal ibunya. Setelah bicara dengan Jung Woo, Eun Jo meminta Ki Hoon menemani Hyo Sun sementara dia akan mengantar Jun Su ke sekolah. Ki Hoon menjenguk Hyo Sun.
Jun Su bertanya pada Eun Jo kapan ibunya pulang. Eun Jo bilang ibu akan segera kembali begitu urusannya selesai. Jun Su menyanyi dan berjoged, menirukan tarian grup musik yang dikenalnya. Ia bertanya apakah Eun Jo tahu gaya yang sedang dilakukannya. Karena Eun Jo tidak tahu, Jun Su ngambek dan bilang ibu tahu.
Sementara itu Kang Sook berada di sebuah kedai kecil. Ada seorang pria mabuk yang mencoba mendekati si pemiliki kedai, Ji Nam. Pria itu terus memaksa walaupun sudah ditolak Ji Nam. Kang Sook berusaha mengusir pria itu. Anak Ji Nam menangis melihat semua itu dan Kang Sook mengajaknya jalan-jalan keluar.
Jun Su bermain. Eun Jo mengajak Jun Su bermain bersama dan mengatakan bahwa ia akan mengantar Jun Su setiap hari ke sekolah. Jun Su tidak mau dan memilih bermain bersama Hyo Sun. Eun Jo memberitahu Jun Su kalau Hyo Sun sedang sakit. Jun Su tidak percaya dan mengatakan Eun Jo tidak bisa berjoged lalu pergi tidur.
Eun Jo pergi ke ruang kerja, disana ada Ki Hoon yang sedang bekerja. Eun Jo menyuruhnya keluar. Ki Hoon pun keluar namun sebelum pergi, ia mengintip Eun Jo namun Eun Jo hanya duduk. Ki Hoon beranjak pergi. Mendadak terdengar suara musik dari dalam ruangan. Eun Jo sedang mencoba meniru gerakan-gerakan tarian yang ada di video. Ki Hoon tersenyum melihat tingkah Eun Jo.
Hyo Sun duduk di depan rumah. Jung Woo mendekatinya. Jung Woo mengatakan kalau disuruh Eun Jo memberi Hyo Sun makan. Jung Woo menarik tangan Hyo Sun tapi Hyo Sun menolak. Hyo Sun bilang ia sedang menunggu. Jung Woo bilang kalau Kang Sook akan kembali. Jika ia benar-benar ingin pergi, ia tidak akan meninggalkan Eun Jo dan Jun Su. Hyo Sun menangis. Jung Woo tersenyum.
Kang Sook menelpon Eun Jo. Ia merasa menyesal pada Eun Jo setelah melihat anak Ji Nam tersiksa karena karena hidup ibunya. Eun Jo ingin bertemu dengan ibunya. Eun Jo memberitahu kalau Hyo Sun sedang sakit dan Jun Su terus mencari ibunya. Kang Sook mengatakan bahwa ia belum bisa memutuskan apa-apa lalu menutup teleponnya.
Ki Hoon mengambil ponsel Eun Jo dan pergi ke kantor telepon untuk menanyakan lokasi telepon umum yang digunakan Kang Sook. Setelah tahu, mereka berdua bergegas pergi. Sementara itu, Jung Woo pergi bersama Hyo Sun. Eun Jo menyuruh Ki Hoon pulang untuk menemani Hyo Sun. Ki Hoon menghentikan laju mobilnya.
"Aku tidak punya rahasia yang harus kututupi lagi darimu. Aku lega karena semuanya sudah terbongkar. Aku tidak peduli lagi apa yang kau pikirkan tentangku dan apakah kau akan membenciku. Aku bisa mencemaskanmu tanpa takut apapun." ujar Ki Hoon.
"Kau tidak tahu malu." ucap Eun Jo.
"Ya, aku memang tidak tahu malu. Karena itulah jangan mengatakan apapun lagi dan dengarkan saja ketika aku sedang berusaha. Ayo cari ibumu." Ki Hoon tersenyum.
Jung Woo dan Hyo Sun tiba di lokasi Kang Sook menelepon. Jung Woo berniat berkeliling mencari Kang Sook. Hyo Sun pun ikut turun mencari Kang Sook. Jung Woo haanya bisa menarik napas panjang. Sementara itu, mobil Eun Jo dan Ki Hoon mogok. Eun Jo menelepon untuk meminta bantuan derek tapi butuh waktu lama untuk sampai ke tempat itu. Eun Jo kesal. Ki Hoon berusaha membetulkan mobilnya.
"Kurasa kita tidak akan bisa naik mobil ini lagi." ucap Ki Hoon.
"Lalu apa yang harus kita lakukan?!" Eun Jo kesal.
"Jika mereka datang, mereka bisa membawa mobil ini dan kita naik bus. Ki Hoon tersenyum pada Eun Jo. "Jung Woo dan Hyo Sun sudah tiba di sana dan sedang mencari ibumu."
"Kau masih bisa tersenyum?"
Ki Hoon mengatakan ingin terus mengobrol dengan Eun Jo. Ki Hoon menarik Eun Jo dan mendorong Eun Jo ke mobil agar ia bisa bersandar.
Jung Woo menggandeng tangan Hyo Sun masuk ke kedai tempat Kang Sook bekerja.
"Tolong berikan kami makanan yang cepat." pinta Hyo Sun pada Ji Nam. Kang Sook mendengar suara Hyo Sun. Kang Sook ketakutan.
"2 nasi dan sup." ujar Ji Nam pada Kang Sook begitu sampai di dapur. Kang Sook langsung bersembunyi di kamar dan meminta Ji Nam memberikan makanan untuk mereka perlahan-lahan agar mereka lama di sini. Ji Nam mengantarkan makanan pada Hyo Sun tapi Hyo Sun enggan makan. Ji Nam kembali ke dapur dan mengintip mereka.
Eun Jo dan Ki Hoon naik bus. Eun Jo tertidur sambil memegang ponselnya. Ponsel Eun Jo hampir jatuh namun Ki Hoon mengambil dan menyimpan di sakunya. Eun Jo tidur, kepalanya membentur jendela. Ki Hoon menggeser kepala Eun Jo agar bersandar di bahunya. Ki Hoon tersenyum senang. Ponsel berdering. Jung Woo memberitahukan kalau mereka menemukan Kang Sook.
"Kenapa kau melakukan ini pada?!" teriak Hyo Sun, menangis.
"Hyo Sun, dengarkan aku, walaupun kau dan dia menyeretku pulang, aku akan pergi lagi." ucap Kang Sook.
"Kau pikir aku akan membiarkanmu pergi?" tanya Hyo Sun.
"Apapun yang terjadi, aku akan pergi lagi."
"Kenapa?!" tanya Hyo Sun.
"Song Kang Sook, yang ada di depanmu saat ini... untuk pertama kali dalam hidupnya, tahu apa artinya malu pada usia 50 tahu. Untuk itulah aku meninggalkan rumah."
"Tetap tundukkan kepalamu dan hidup disisiku. Itu hukumanmu!"
"Pulanglah." suruh Kang Sook. "Jika tidak aku akan mati dan menghilang."
"Apa? Mati dan menghilang?"
"Ya." jawab Kang Sook. "Pulang dan tanyakan pada Eun Jo bagaimana kehidupanku sebelumnya. Orang menjijikkan macam apa aku ini. Tanyakan padanya. Pulanglah. Jika aku ingin pulang, aku akan pulang."
Hyo Sun meminta ibunya itu untuk berjanji kalau dia akan kembali. Kang Sook terdiam lalu mengatakan bahwa ia pasti akan pulang. Hyo Sun menghapus air matanya lalu meminta Kang Sook agar tetap berada di rumah Ji Nam. Kang Sook berjanji. Hyo Sun beranjak pergi namun ia menoleh lagi dan bilang kalau Jun Su mencari ibunya.
Eun Jo terbangun. Ia kaget karena kepalanya ada di bahu Ki Hoon. Bus juga sudah kosong. Ki Hoon mengatakan bahwa ia memohon pada supir bus agar membiarkan Eun Jo tidur sepuluh menit lagi. Tapi malah kebablasan sampai 30 menit lebih. Ki Hoon memberitahu kalau Hyo Sun dan Jung Woo sudah menemukan Kang Sook. Eun Jo kesal karena Hyo Sun mempercayai Kang Sook.
Eun Jo datang ke kedai Ji Nam untuk mencari Kang Sook. Ji Nam sangat marah karena Eun Jo marah-marah padanya. Ji Nam mengusir Eun Jo dan Ki Hoon. Eun Jo menangis dan menggedor pintu kedai Ji Nam. Dia berteriak karena Ji Nam membiarkan ibunya pergi. Ki Hoon menarik dan memeluk Eun Jo.
Eun Jo meminta Ki Hoon melepaskannya. Ki Hoon mengusap rambut Eun Jo dalam Eun Jo akhirnya tenang.
"Dia pernah mengatakan bahwa ia tidak akan meninggalkan aku tapi ia akhirnya pergi meninggalkanku."
"Sewaktu kecil orang-orang besar datang dan menculik aku dan ibuku." ujar Ki Hoon. "Ibu menangis dan berlari, mengatakan agar mereka tidak membawaku dari ibuku. Aku berpikir dia seharusnya tidak lari tapi ia lari. Aku tidak tahu kenapa aku dipisahkan dari ibuku bahkan sampai aku dewasa mereka tidak mengizinkanku menemuinya.Tapi kakakku melarikan diri darinya dan membuatnya berlari. Jika mereka mengizinkan aku menemuinya sekali saja, ia tidak akan mati seperti itu. Aku akan menemukan ibumu. Aku... pasti akan menemukannya. Jangan khawatir." ucap Ki Hoon.
Eun Jo kembali ke rumah. Ia melihat Jun Su menangis mencari ibu. Hyo Sun bilang kalau ibu sedang menemani temannya yang sakit dan dia akan kembali setelah temennya sembuh. Eun Jo diam saja.
Hyo Sun lalu menggendong Jun Su seperti yang sering dilakukan ayah mereka. Jun Su akhirnya diam dan tidur.
Hyo Sun, Jun Su dan Eun Jo tidur bersama di kamar Kang Sook. Hyo Sun menepuk-nepuk dada Jun Su.
"Waktu kecil, apakah ayahmu sering melakukan itu? Apa ayah mengatakan kau anak manis dan anak nakal?" tanya Eun Jo. Hyo Sun kaget dan bangkit dari tidurnya. "Apa katamu?"
"Anak manis, anak nakal." ulang Eun Jo.
"Bukan itu." Hyo Sun tersenyum. "Kau menyebut ayah, kau memanggilnya ayah."
"Kau merasa tidak nyaman mendengar itu?" tanya Eun Jo.
"Kenapa aku baru sekali mendengar itu?" tanya Hyo Sun. "Kenapa kau tidak mengatakannya lebih awal? Kenapa kau sangat keras kepala?"
"Hyo Sun... bagaimana jika ibu tidak menepati janjinya padamu?Bagaimana jia dia tidak kembali? Apa yang akan kau lakukan?"
"Dia tidak akan kembali?" tanya Hyo Sun.
"Bukan begitu. Aku menanyakan pemisalan."
"Jangan bertanya seperti itu. Tanyakan padaku, kenapa aku percaya ibu akan kembali."
"Kenapa?"
"Ibu bilang dia merasa malu. Tapi meninggalkan Jun Su hanya akan membuatnya semakin malu. Aku tidak ingin menodai kenangan selama 8 tahun. Walaupun kau membenciku tapi ayah adalah kekuatan dan semangat untukmu. Jadi... walaupun kenangan kita tidak terlalu bagus, jika aku menodai kenangan itu sama halnya aku meludahi ayah."
Eun Jo menatap Hyo Sun dalam-dalam. "Aku tidak mempercayai itu, tapi akhirnya ibuku tahu apa artinya malu." kata Eun Jo dalam hatinya. Tanpa kusadari Hyo Sun berubah dari seorang gadis kecil menjadi gadis dewasa. Tapi aku masih seorang gadis keras kepala.
Keesokan harinya, Ki Hoon datang kembali ke kedai Ji Nam dan bicara pada putri Ji Nam. Ia ingin memastikan apakah benar Kang Sook sudah tidak tinggal di rumah mereka. Ki Hoon masuk ke mobilnya. Ia melihat dari kaca spion kalau putri Ji Nam berlari ke dalam kedai dan meminta ibunya keluar.Ponsel Ki Hoon berdering. Setelah menutup teleponnya, Ki Hoon pergi. Kang Sook keluar dari tempat persembunyiannya dan menemui Ji Namdan putrinya.
Ki Hoon ke perusahaan dan meminta Jung Woo mencegah Eun Jo datang ke sana. Jung Woo menanyakan ada masalah apa tapi Ki Hoon tak sempat menjelaskan dan meminta Jung Woo membawa Eun Jo pergi sampai siang nanti. Jung Woo memaksa Eun Jo ikut dengannya.
Para tetua datang ke perusahaan. Ki Hoon menyambut mereka.
"Aku akan bicara pada Eun Jo dan Hyo Sun dan membuat jadwal pertemuan dengan kalian." kata Ki Hoon. " Tapi aku ingin tahu, apa yang membuat para tetua ingin menjual saham pada perusahaan Hong. Aku tidak tahu penawaran seperti apa yang mereka berikan pada kalian tapi..."
"Lebih baik kau diam! Kau hanya pegawai. Kami datang untuk berbicara pada Eun Jo dan Hyo Sun. Kami datang bukan untuk memberi laporan padamu. Kami akan datang lagi besok." ucap salah seorang tetua.
"Tetua, Hyo Sun dan Eun Jo masih terpukul dengan kematian ayah mereka. Ditambah lagi ada banyak masalah di perusahaan dan pabrik. Mereka berada pada situasi buruk karena ibu mereka juga tidak ada di sini. Jika Eun Jo dan Hyo Sun mendengar ini dari kalian, mereka mungkin tidak bisa bertahan." ucap Ki Hoon. Para tetua saling berpandangan.
"Tolong beritahu apa yang mereka tawarkan pada kalian?" pinta Ki Hoon.
"Tolong berikan kami waktu." ujar salah seorang tetua.
Ki Hoon berusaha meyakinakn para tetua kalau perusahaan Dae Sung akan maju dan menghasilkan banyak keuntungan tapi para tetua tidak mau mendengar."
Jung Woo membawa Eun Jo ke taman bunga. Eun Jo marah-marah pada Jung Woo.
"Hari apa ini? Aku tidak menginginkan pesta untuk ulang tahunku. Tapi kupikir kau akan membuatkan ku sup rumput laut."
Eun Jo kesal. Jung Woo meminta Eun Jo jangan berwajah kesal. Jung Woo meminta Eun Jo perusahaan, rumah dan ibunya. Jung Woo meminta Eun Jo istirahat sebagai kado ulang tahunnya. Eun Jo kesal lalu tersenyum tipis.
Ki Hoon menemui Tuan Park, pegawai yang mengundurkan diri dari perusahaan Hong. Tuan Park menawarkan untuk memberi segala informasi tentang perusahaan Hong. Tuan Park bilang Ki Hoon bisa menggunakan informasi ini untuk menyelamatkan perusahaan anggur Dae Sung.
Eun Jo merayakan ulang tahun Jung Woo. Jung Woo meniup lilin dengan senang kemudian tepuk tangan. Eun Jo mencolek krim kue tart dan memoleskannya di hidung Jung Woo. Ketika Jung Woo hendak membalas Eun Jo pasang muka cemberut menakutkan. Jung Woo mengurungkan niatnya.
Jung Woo mengajak Eun Jo ke toko boneka. Selain itu ia membeli 2 bando mickie dan memasangnya di kepala Eun Jo.
Saat hari gelap, Eun Jo dan Jung Woo pulang. Jung Woo tersenym senang. Ki Hoon memanggil Eun jo. Ki Hoon melambaikan tangannya memanggil Eun Jo.
"Apa dia sudah gila?" pikir Eun Jo. "Apa dia sudah melupakan kesalahannya? Kenapa dia memanggilku seperti itu?" Ki Hoon tersenyum.
"Ia tersenyum. Dia pasti gila.. aku juga pasti gila." Eun Jo menggerakkan kakinya satu langkah mendekati Ki Hoon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar