"Maafkan aku ayah!" tangis Eun Jo. "Maafkan aku Ayah! Ayah! Ayah!" Tanpa Eun Jo sadari, Ki Hoon mendengar tangisannya. Ia mengepalkan tangannya erat-erat. Jung Woo juga mendengar tangisan Eun Jo.
Sementara itu, Hyo Sun duduk di ruang penyimpanan anggur. Kata-kata Eun Jo terus terngiang di telinganya.
Ketika Eun Jo sedang tidur, Jung Woo memanggilnya. Eun Jo keluar. Jung Woo sudah siap dengan tasnya. Jung Woo pamit, ia akan pergi ke suatu tempat. Jung Woo bilang akan pergi latihan militer karena tidak ada yang bisa dikerjakan di perusahaan. Jung Woo tanya apakah Eun Jo akan baik-baik saja tanpa dirinya. Eun Jo lalu masuk ke dalam rumah. Jung Woo memanggil Eun Jo lalu mengeluarkan sebuah bros dari tasnya.
"Ini roti." ucap Jung Woo.
"Roti?" tanya Eun Jo. "Bukankah itu bros.."
"Sebut saja roti." ucap Jung Woo seraya memakaikan bros itu di baju Eun Jo. Jung Woo menyuruh Eun Jo memakai bros itu saat dirinya tak ada karena dengan begitu ia akan menjaga Eun Jo. Eun Jo tersenyum. "Ini aneh, walaupun aku tahu itu kata-kata konyol dan bodoh tapi aku ingin mempercayainya."
Jung Woo tersenyum dan meminta Eun Jo untuk percaya padanya.
Ki Hoon pergi ke sebuah kuil sebab dia merasa terbebani oleh dosanya pada Dae Sung dan kedua putrinya. Biksu meminta Ki Hoon untuk berdoa sambil membungkuk dan dia melakukannya berulang-ulang tanpa kenal lelah. Ketika dia melakukan ini, Ki Hoon mengingat lagi ketika Dae Sung pingsan dimana di dalam ambulans dia meminta Dae Sung untuk tidak mati. Ki Hoon: “Akan tetapi… bahkan pada saat itu, aku datang paling awal. Aku memohon kalau aku tidak akan melakukan perbuatan penuh dosa. Kekhawatirannya bukan pada pria yang telah pergi.”
Eun Jo masuk ke kamar Hyo Sun. Eun Jo membangunkan Hyo Sun yang masih tidur. Hyo Sun kaget. Eun Jo menanyakan tempat tinggal para pekerja.
Eun Jo menunggu di luar sementara Hyo Sun masuk ke dalam, berbicara dengan para pekerja. Tak lama, Hyo Sun keluar.
"Apa yang mereka katakan?" tanya Eun Jo.
Hyo Sun diam sejenak lalu berkata : "Seberapa kasar kau memperlakukan mereka hingga mereka bersikap seperti ini?"
"Mereka tidak mau melakukannya?" tanya Eun Jo lagi.
"Tidak akan pernah." jawab Hyo Sun. Eun Jo beranjak pergi namun Hyo Sun menarik lengannya. "Mau kemana kau?"
"Aku harus membuat ragi dan membutuhkan orang untuk bekerja."
"Kau bodoh." kata Hyo Sun. "Kau melihat paman-paman itu hanya sebagai pekerja yang membuat ragi. Apa kau tahu bahwa pria yang tinggal di sini adalah ayah Dong Soo, orang yang bersekolah di SMU yang sama dengan kita?"
"Dong Soo?" tanya Eun Jo.
"Benar, Dong Soo, orang yang menyukaimu dan memberimu bunga. Tidakkah kau tahu bahwa neneknya sedang sakit? Paman harus membayar biaya pengobatan nenek. Tapi ia selalu tidak punya cukup uang. Apa kau tahu kalau ayahku mempekerjakan dia di pabrik dan perusahaan agar ayah bisa memberinya gaji sedikit lebih banyak dibanding pekerja lain? Aku yakin kau tidak tahu. Dan sekarang ia berkata bahwa ia tidak bisa lagi bekerja untuk kita. Bagaimana kau bisa bersikap begini kejam? Jika para pekerja berbuat salah, ayah pasti sangat marah tapi semua pekerja bekerja untuknya lebih dari 20 tahun. Mereka punya alasan untuk itu tapi kau memperlakukan para pekerja seperti sapi dan kuda. Seperti mereka bukan manusia." ucap Hyo Sun panjang lebar. Eun Jo terdiam.
Hyo Sun kelihatan sedih, ia mengusap wajahnya. "Jangan khawatir. Aku akan meminta bantuan paman. Ia dekat dengan para pekerja, tapi kalau paman tidak berhasil, kita akan membuat ragi sendiri. Tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan. Kita harus membuatnya sebisa kita." ucap Hyo Sun lalu beranjak pergi. Eun Jo masih diam kemudian mengejar Hyo Sun. "Katakan semuanya padaku." pinta Eun Jo.
"Paman Jang suka makanan yang manis-manis. Ayah Unyoung suka daging sapi." kata Hyo Sun. Eun Jo lalu mendatangi mereka satu per satu dan meminta maaf. Terakhir, Eun Jo mendatangi Paman Kim dan membawakan obat-obatan. "Paman Hyo Sun bekerja di klinik. Ia tahu persis obat seperti apa yang dibutuhkan oleh nenek Dong Soo. Mengenai yang lalu aku sungguh minta maaf."
Eun Jo beranjak pergi. Hyo Sun mengejar Eun Jo. "Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar