Sabtu, 18 September 2010

ARTI SAHABAT EPISODE 21

 Vita lagi di makam ibunya sambil menangis, dia bergumam ada seseorang yang udah bisa merubah dirinya tapi gak bisa dia miliki. Tiba-tiba ada SMS masuk ke ponselnya, dari Fathir. Di SMS itu Fathir bilang kalau dia sudah ada di taman, jadi Vita juga harus dateng.
  Ajeng baru pulang dari sekolah, tiba-tiba Yudha dateng naik sepeda. Ajeng nanya dimana motornya Yudha, Yudha bilang dia bosen naik motor dan mau ngerasain jadi cowok kampung kayak Ajeng. Ajeng kesal mendengarnya, ketika Yudha mengajak untuk memboncengnya, Ajeng gak mau karena masih kesal. Yudha pun menarik tas Ajeng dan kabur dengan sepedanya (Jadi inget episode pertama nih). Ajeng langsung mengejar Yudha sambil berteriak minta tasnya dibalikin.
   Yudha duduk di bangku taman sambil makan es krim, Ajeng datang dengan terengah-engah dan berkata kalau Yudha itu nyebelin banget. Ajeng minta tasnya dibalikin. Yudha pun mengembalikannya.
   “Udah bagus udah mau diboncengin, malah gak mau. Makanya jangan kegendutan!” kata Yudha.
   “Apa?” pekik Ajeng. “Loe bilang gue apa?”
   “Cewek kampung yang gendut!” kata Yudha.
   “Emang gue gendut?”
   “Liat tuh! Pipi loe chubby gitu!” seru Yudha nyengir. Ajeng mengerutkan alisnya, dan memegangi pipinya. Dia sih ngerasanya dia itu kurus. Yudha pun memberikan es krim ke Ajeng. Ajeng tidak juga memakan es krimnya. Yudha bilang, makan aja es krimnya dan Yudha bakal memastikan kalau makan es krim itu gak bakal bikin tambah gendut. Ajeng pun mengancam Yudha kalau Yudha ngomong dia gendut lagi, es krim itu akan pindah tempat ke muka Yudha. Yudha tertawa dan melangkah pergi sambil berkata, “gendut... gendut...”
   Ajeng kesal dan menaruh es krimnya di samping tasnya (kalau gak mau buat aku aja). Dia lalu berlari menghampiri Yudha. Yudha berkata padanya kalau Ajeng gak mau dibilang gendut, buktiin ke dia. Ajeng harus bisa mengalahkan Yudha main basket. Awalnya Ajeng gak menyanggupinya karena merasa tidak bisa main basket, tapi karena Yudha makin mengejeknya gendut, Ajeng pun menyanggupinya.
   Ketika lagi main basket, muka Yudha sama Ajeng deket banget. Ajeng gak bisa konsentrasi karena Yudha terus menatapnya. Yudha pun memanfaatkan hal itu untuk merebut bola dari Ajeng dan memasukkannya ke ring.
   “Gw menang, 1-0” kata Yudha.
   Ajeng gak terima, mereka terus tanding. Ajeng ingin merebut bola dari Yudha, Ketika itu Ajeng terpikir sesuatu. Dia pun menggeraikan rambut panjangnya dan mengibar-ngibarkannya kayak di iklan shampo. Yudha terpukau, dan Ajeng pun langsung merebut bola Yudha dan memasukkannya ke ring.
   “Kita sama, selalu..” kata Yudha.
   Di taman, Fathir duduk di pohon. Dia sedang menunggu Vita. Fathir bergumam,  “Apa loe emang sengaja gak datang? Loe pengen bales gue, kan? Please Vita, gue pengen banget ketemu sama loe...”
   “gue disini, Fathir” ujar Vita. Sayangnya itu hanya dalam hati. Vita mengintip Fathir sambil nangis. Dalam hati Vita, Vita berkata kalau dia hanya bisa melihat Fathir dari jauh. Demi kebaikan semuanya. Vita akan berusaha melupakan Fathir, jadi Fathir juga harus melupakan Vita.
   Ajeng dan Yudha lagi boncengan sepeda. Dari kejauhan Ajeng melihat tantenya lagi dimarahin sama pemilik rumah. Ajeng pun minta di stopin sebelum nyampe rumahnya, Yudha heran. Ajeng pun beralasan kalau ada dagangan yang harus diambil di tetangga. Ajeng meminta Yudha pergi dan Yudha mengayuh pedal-pedal sepedanya menjauh.
   Ajeng menghampiri tantenya dan bertanya ada apa. Tantenya bilang kalau dia gak sanggup bayar uang kontrakan yang setiap hari makin mahal, jadi mereka diusir. Ibu-ibu gendut pemilik kontrakan itu meminta mereka pergi karena penghuni baru akan datang. Ajeng memohon-memohon agar jangan diusir tapi ibu gendut itu mendorong Ajeng hingga jatuh.
   Yudha masuk ke dalam rumahnya dan mendapati ayahnya lagi ngobrol dengan Vanessa. Ayahnya pun berkata ke Yudha kalau dia memanggil supir menjemput Vanessa agar makan siang bersama mereka. Yudha berkata sorry pada Vanessa dan berkata ada yang ingin dia tunjukkan ke Vanessa.
   Di kamar Yudha, Vanessa terkejut mendengar dari Yudha kalau beasiswa Ajeng dicabut. Yudha berkata kalau dia curiga dengan ayahnya. Vanessa bilang kalau dia kasihan sama Ajeng dan meminta Yudha agar menjauhi masalah Ajeng. Jangan sampai Om Darma tahu kalau Yudha ikut campur. Yudha tidak percaya Vanessa bilang dia jangan ikut campur, karena Yudha pikir masalah Ajeng adalah karena dirinya.
   Tiba-tiba Om Darma masuk dan Vanessa langsung merapat ke Yudha selayaknya orang pacaran. Vanessa berkata kayaknya Yudha lagi ngambek karena Vanessa jarang nelpon. Om Darma pun berkata kalau dia menunggu mereka 15 menit di ruang makan setelah itu keluar sembari menutup pintu. Di luar kamar Yudha, Om Darma bergumam, “Yudha... Yudha, kamu tidak akan pernah bisa menang lawan papa”
   Di dalam kamarnya, Yudha bangkit berdiri dan berkata, “Kali ini Yudha yang akan menang lawan papa,”
   Malam harinya, Fathir duduk di tepi kasur Abel untuk menemani adiknya itu tidur. Abel berkata kalau dia gak bisa ketemu Vita lagi setelah Vita ketemu mama di lomba nyanyi Abel. Abel berkata kalau Abel gak ngerti kenapa mamanya melarang dia ketemu sama Kak Vita padahal kak Vita itu baiiiik banget. Abel juga bilang dia kangen sama Kak Vita.
   Di kamarnya Vita lagi memegangi boneka beruang kecil yang Abel titipin ke dia, sambil berkata kalau dia itu kangen banget sama Abel. Dia juga kangen banget sama Fathir. Vita memanggil boneka itu Fathir dan berkata Fathir harus menjaga Abel.
   Mama Fathir lagi menjahit di ruang depan, Fathir meghampirinya dan bertanya apakah mamanya ngomong sesuatu ke Vita. Soalnya sekarang Vita aneh banget dan gak mau ketemu sama Fathir. Mamanya bilang gak mengerti Fathir bilang apa dan malah berkata kalau Fathir emang gak boleh deket sama Vita. Mamanya bilang kalau Vita itu anaknya Sukmo Agung dan mamanya sangat mengerti dendamnya Fathir kepada Sukmo Agung dan anaknya. Mamanya juga mengingatkan kalau Fathir itu punya adik perempuan, jadi dia gak boleh menyakiti hati perempuan. Mamanya pun langsung pergi.
   Fathir berkata dalam hatinya kalau sekarang dia sudah berubah dan gak mungkin menyakiti perasaan Vita.
   Ajeng dan tantenya mengendap-endap masuk ke sekolah sambil membawa kardus dan koper. Mereka hendak menginap di kantin sekolah. Tantenya pun berkata kalau Ajeng harus sabar dan harus rajin belajar biar gak hidup susah kayak tantenya
   Keesokan harinya di sekolah, Angel menghampiri Ajeng dan berkata kalau dia sudah tahu tentang beasiswa Ajeng dicabut, dan berkata dia bakal bantu sebagai sahabat. Ajeng berterimakasih dan memeluk Angel. Vita datang menyapa mereka. Angel berkata dalam hatinya kalau Vita sudah baik kepadanya kemarin, jadi dia ingin sahabatan sama Vita. Eh, tiba-tiba Vita malah ngomong kalau Angel pasti udah gak sabar melawan dia makanya keluar dari rumah sakit, lalu pergi.
   “Dasar ratu jutek!” seru Ajeng. Angel membenarkan, dia berkata kapan Vita bisa jadi jahat, dan kapan bisa jadi baik.
   Di halaman sekolah, Fathir menghampiri Vita dan bertanya kenapa kemarin gak datang ke taman. Vita jawab karena dia sudah capek sama permainannya. Fathir heran, dan Vita menjelaskan kalau selama ini dia itu Cuma mempermainkan Fathir biar Fathir geer dan ngerasa Vita suka sama dia. Vita hendak melangkah pergi tapi Fathir menahan tangannya dan berkata kalau dia gak percaya, Fathir minta Vita menatap matanya dan berkata kalau Vita gak suka sama dia. Vita awalnya gak sanggup, tapi dia teringat ketika Angel tersenyum ke arahnya dan ketika mamanya Fathir melihatnya di lomba nyanyi Abel. Vita pun berkata kalau Fathir itu kasihan dan bagaimana mungkin Vita suka sama dia.
   “Ngaca dong loe! Loe siapa? Gue siapa?” kata Vita lagi lalu melangkah pergi, dalam hatinya dia berkata, “Maafin gue Fathir, gue gak ada pilihan lain”
   Fathir berdiri membeku, dia bergumam, “Jadi sebenarnya loe selama ini Cuma mempermainkan gue?”
   Di lapangan sekolah, anak-anak lagi demo (pelopornya Yudha). Mereka menuntut agar Ajeng tidak dikeluarkan. Ajeng datang dan berteriak stop. Dia memarahi Yudha dan berkata bagaimana kalau Pak Kepsek sampai tahu. Yudha jawab dia gak peduli. Angel pun ikut menimpali dan berkata kalau Ajeng harusnya bersyukur karena dia punya temen yang peduli kayak mereka. Yudha bilang Ajeng pasti inget ketika anak-anak demo ke rumahnya pas Yudha lagi dikurung, akhirnya bokapnya luluh juga. Bagi Yudha Pak Kepsek juga pasti gak berdaya untuk menolak permintaan mereka.
   Pak kepsek datang dan berkata mereka akan di skors jika menentang pihak sekolah. Anak-anak pun pada pergi dan Yudha langsung berkata jangan takut karena itu Cuma gertakan doang. Dia berkata apapun yang terjadi dia tetap akan menuntut agar beasiswa Ajeng gak dicabut. Pak Kepsek bilang Yudha akan menyesal karena itu artinya dia sudah menyuruh mereka bunuh diri. Pak Kepsek pun mengancam akan mengeluarkan mereka dari sekolah bersama dengan Ajeng (kalau gitu nanti giliran wali muridnya demo). Pak Kepsek juga mengancam tantenya gak boleh jualan lagi di kantin.
   Ajeng memohon kepada teman-temannya jika sayang sama dia, tolong berhenti. Ajeng pun mendekati Pak Kepsek dan memohon padanya agar memaafkan mereka. Mereka gak sadar apa yang sudah mereka lakukan. Ajeng berjanji kejadian seperti ini tidak akan terjadi lagi. Dia lalu melihat Yudha dan berkata, “gak akan pernah”
   “Sebaiknya kamu pastiin begitu, atau saya akan bertindak keras, tak terkecuali” kata Pak Kepsek.
   Di koridor sekolah, Ajeng membentak Yudha. Ajeng bilang apa Yudha sengaja mojokkin dia. Yudha membela dirinya dan berkata dia melakukan hal itu untuk menyelamatkan Ajeng. Ajeng berkata kalau itu malah nambahin masalah. Angel datang bersama Fathir. Angel membela Yudha sementara Fathir membela Ajeng. Vita pun datang dan membela Yudha. “Kalau bukan pake cara Yudha pake cara siapa? Emang tadi loe bertindak buat nyelametin Ajeng?” tanya Vita. Vita pun menarik tangan Yudha pergi.
   Ajeng menyesal memarahi Yudha. Seharusnya dia berterimakasih tapi malah membentak-bentak. Angel menyarankan agar minta maaf.
   Di halaman sekolah, Vita duduk disamping Yudha dan bertanya kenapa Yudha gak bilang sama dia kalau beasiswa Ajeng dicabut? Vita juga nanya apa bokapnya Yudha sudah tahu hubungan Yudha dengan Ajeng? Yudha jwaba sudah. Tapi ada Vanessa yang pura-pura jadi pacarnya, jadi sekaranga bokapnya sudah percaya. Vita bilang mana mungkin semudah itu ayahnya dibodohin. Vita sih percaya sama Ajeng, jadi ini pasti perbuatan bokap Yudha. Vita juga bilang kalau semakin Yudha deket sama Ajeng, semakin dia menentang bokapnya. Jangan sampai banyak yang jadi korban karena Yudha menentang bokapnya.
   Vita memasuki aula tempat cheers latihan. Kirana bertanya apa kemarin Vita bolos karena pacaran sama Mike. Vita Cuma senyum-senyum doang. Angel bilang boleh aja sih Vita pacaran sama Mike, tapi jangan ganggu jam pelajaran apalagi ganggu jadwal latihan tim cheers. Kirana berkata apa jangan-jangan Vita sudah dicium sama Mike kemarin. Angel berkata dalam hati kalau dia gak perlu cemburu lagi Vita bakal ngerebut Fathir karena Vita sudah pacaran sama Mike. Fathir datang dan Vita memanfaatkan hal itu, Vita langsung bilang iya atau enggaknya dia dicium sama Mike, tanya aja sama Mike ketika jemput gue pulang sekolah kemarin. Yang pasti Mike itu perhatian banget.
   Fathir bilang ke Angel dan Vita kalau mereka harus rapat OSIS. Fathir merangkul Angel dan melihat Vita, tapi dia heran kenapa Vita gak kelihatan cemburu sama sekali. Fathir yakin kalau Vita hanya sedang menahan perasaannya. Fathir pun mengelus rambut Angel, “Kamu udah sehat? Aku gak mau kamu sakit lagi,” katanya.
   “Fathir bener, jel. Aku juga gak mau kamu sakit, nanti bikin gw repot lagi” timpal Vita.
   “Gw udah sembuh koq” kata Angel.
   “Kamu sama Vita ya? Aku mau manggil anak-anak dulu,” ujar Fathir lalu pergi.
   Di kantin sekolah, kedua siswi hampir terjatuh karena tersandung koper Ajeng. Dia lalu memarahi Ajeng dan Ajeng minta maaf. Lisa datang dan membela Ajeng, kata Lisa mereka baru kesandung aja udah ngomel. Kedua siswi itu pergi setelah dimarahin Lisa. Ajeng berterimakasih pada Lisa karena telah membelanya. Lisa lalu bertanya kenapa ada koper disitu, Ajeng sempat bingung menjawabnya dan dia berkata kalau tadi tantenya bawa piring baru, jadi bawa koper. Ajeng pun menyingkirkan kopernya.
   Di perpustakaan, Ajeng bergumam kalau dia ingin minta maaf sama Yudha karena tadi sudah memarahinya. “Yudha mana, ya?” tanya Ajeng.
   “Nyariin gue?” tanya Yudha muncul dibelakang Ajeng. Ajeng menoleh dan berkata dia ingin minta maaf sama Yudha sembari memberikan Yudha sebatang silver queen.
   “Apa? Loe bilang apa?” tanya Yudha pura-pura tidak dengar.
   “Gw ingin minta maaf sama Loe!” kata Ajeng lebih keras.
   “Apa?” Yudha masih pura-pura gak denger.
   “GW INGIN MINTA MAAF SAMA LOE!” teriak Ajeng. Dan mendadak bapak-bapak yang jaga perpus juga teriak.
   “SIAPA DISITU?! JANGAN BERISIK!”
   Yudha pun menarik Ajeng menjauh. Yudha bilang dia ingin Ajeng minta maaf dengan cara yang manis, yaitu dengan mencium dia (Lagi-lagi jadi inget episode pertama pas Yudha ngambil tas Ajeng, Yudha bilang bakal dibalikin kalau Ajeng nyium dia. Tapi Ajeng gak mau malam nendang itu-nya Yudha). Ajeng menolak mencium Yudha. Yudha bilang kalau gitu dia yang nyium Ajeng. Pas mau nyium Ajeng, Yudha pun pergi.
   (Yang ini gak begitu merhatiin) Ketika hendak memulai rapat OSIS, Vita berdiri dan berkata kalau dia ingin mengundurkan diri dari sekretaris. Fathir bilang tidak apa-apa. Mereka bertengkar. Vita lalu keluar dari kantor OSIS dan Angel menghampirinya. Angel bilang Vita ngelakuin ini pasti karena Angel sering menuduhnya sedang mendekati Fathir, Angel janji gak bakal begitu lagi. Dan bersikap profesional membedakan antara pekerjaan sama masalah pribadi. Vita bilang Angel kegeeran karena mengira dirinya keluar untuk itu. Angel bilang kalau dia dan Vita sama-sama cewek, jadi pasti saling mengerti. Intinya sih Angel meminta Vita agar kembali jadi sekretaris OSIS.
   Vita lalu masuk kembali ke kantor OSIS dan berkata dia gak jadi mengundurkan diri. Gak tahu Fathir ngomong apa dan mereka lagi-lagi bertengkar. Vita bilang dia bakal tetep jadi sekretaris sampai acara PENSI selesai.

BERSAMBUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar